Dalam perjalanannya, manusia kerap kali dirundung masalah.Seringkali, karenanya, manusia tersesat tanpa arah. Banyak faktornya, namun ketetapan adalah ketetapan. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang meminta kepada Tuhan untuk hidup susah, right?
Namun sayangnya, ketika kesusahan dan musibah melanda, ternyata manusia
memborong sejuta keluhan, “Mengapa begini? Mengapa jadi begitu?” Atau
juga sejuta permintaan,” Perkenankanlah ini ya Allah! kabulkan itu ya
Allah!”. Jadi, apakah kalau begitu, kita harus begitusaja pasrah?
Eits!! Tidak semudah itu. Banyak ayat suci, dan saya yakin semua
keyakinan pun mengajarkan, bahwa keputusasaan adalah sesuatu yang
buruk,dan harus dihindari. Ingat firman Allah dalam surah Yusuf ayat 12:
“….dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum
yang kafir.”. Inti dari semua masalah adalah agar manusia semakin memahami fitrahnya. Memahami apa yang harus dicari selama hidup.
Lantas bagaimana dengan mereka yang tertimpa kesusahan? Hidup dalam
kemiskinan? Hidup dalam kepungan kesedihan?
Sebagai pegangan hidup seorang muslim, Al-Qur’an telah menjelaskan
banyak hal. Tidak hanya ritual ibadah semata. Ekonomi,
perdagangan,keluarga, pribadi ideal seorang muslim hingga pengelolaan
negara pun ada di dalamnya,pokoknya lengkap dech. Terdapat pula ayat-ayat Al-Qur’an, yang menjawab keluhan-keluhan utama, ketika manusia mendapat ujian ataupun musibah.
AllahSWT berfirman:
“… Boleh
jadi kamu membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu,padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedangkan kamu tidakmengetahui.” (Al-Baqarah: 216)Firman Allah SWT di atas mengajarkan kepada kita sesungguhnya bisa jadi
sesuatu yang kita sukai belum tentu baik bagi kita,sebaliknya bisa jadi
sesuatu yang kita benci itu baik bagi kita, saya punya cerita yang saya
ambil dari salah satu situs jejaring sosial, cekidot!
Ada
seorang tukang tahu. Setiap hari ia menjual dagangannya ke pasar. Untuk
sampai ke pasar, ia harus naik angkot langganannya. Untuk sampai ke jalan
raya, ia harus melewati pematang sawah. Ba'da Subuh ia selalu berdoa
kepada Allah SWT agar dagangannya laris. Begitulah setiap hari, berangkat
ba'da salat Subuh dan pulang sore hari. Dagangannya selalu laris manis..
Suatu hari, ketika ia melewati sawah menuju jalan raya,entah kenapa
tiba-tiba ia terpeleset. Semua dagangannya jatuh ke sawah,
hancur berantakan! Jangankan untung, modal pun buntung! Mengeluh ia
kepada Allah,bahkan ‘menyalahkan’ Allah, mengapa ia diberi cobaan
seperti ini? Padahal ia telah berdoa ba'da Subuh. Akhirnya ia pun pulang
tidak jadi berdagang. Tapi . .. Dua jam kemudian ia mendengar kabar,
bahwa angkot langganannya yang setiap hari ia naiki, pagi itu jatuh ke
dalam jurang. Semua penumpangnya tewas! Hanya ia satu-satunya penumpang yang
selamat, ‘gara-gara’ tahunya jatuh ke sawah, sehingga ia tidak jadi
berdagang.
Doa tidak
harus dikabulkan sesuai permintaan, tapi terkadang diganti oleh Allah
dengan sesuatuyang jauh lebih baik daripada yang diminta. Allah MahaTahu kebutuhan kita,dibandingkan diri kita sendiri. Karena itu,
janganlah jemu berdoa, juga jangan menggerutu, apalagi mengutuk! Allah
itu mengetahui, sedangkan kita yang hamba ini tidak!
Lagi, ketika kita menginginkan suatu barang, lalu kita tak sanggup membelinya, ya udah sabar aja! Jangan membebani pikiran, siapa tahu Allah punya rencana lebih baik buat kita, sekali lagi sabar aja! Punya HP canggih namun ingin yang lebih canggih lagi tapi tidak punya kemampuan untuk membeli, ya qona’ah aja! Syukuri apa yang ada! Ada tipsnya loh supaya bisa mensyukuri apa yang ada, ini tips dari Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من هوفوقكم ، فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم
“Pandanglah
orang yang berada di bawahmu (dalam masalah hartadan dunia) dan
janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu (dalammasalah ini).
Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmatAllah
padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah,
berdasarkan hadis di atas, dalam masalah dunia lihatlah orang yang berada
di bawah kita, kita punya HP berkamera, lihat di bawah kita, ada orang yang hanya
punya HP tapi tidak ada kameranya; punya HP tapi tidak ada kameranya,
lihat lagi ke bawah, ada yang sama sekali tidak punya HP; dan seterusnya,
dengan begini insya Allah akan menimbulkan rasa syukur kita, coba kalau
kita lihat ke atas melulu, HP kita berkamera, eh, HP orang lebih canggih
lagi, bakalan nyesek deh nantinya, hehehe. Intinya bersyukurlah! Allah SWT berfirman:
“…
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah(nikmat)
kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti
azab-Kusangat pedih.” (Ibrahim: 7)
Nah,dengan bersyukur, Allah akan tambah nikmat kepada kita, mungkin saja
Allah beri HP yang lebih dan lebih canggih lagi, bisa juga dalam bentuk
yang lain, misalnya kesehatan dan lain sebagainya. Jika kita ingkar,
tidak bersyukur? Bukan nikmat yang didapat tapi malah laknat. Na’udzubillahi min dzalik.
Pun, seandainya kita mau lihat ke atas, lihatlah masalah akhirat, ingat masalah akhirat! Misalnya kita salat, cuma yang wajibnya doang
dikerjakan, lihat di atas kita, ada yang salat sunnahpun tidak pernah
ketinggalan, nah, kalau masalah ini (akhirat) boleh memandang ke atas
agar menimbulkan motivasi dan semangat dalam beribadat. Ketika kita
menginginkan suatu barang dan ada kemampuan untuk membeli, beli saja,
namun pergunakan dengan baik dan bijak. Wallahua’lam
Pertanyaan dari teman yang dijadikan tugas middle test Pendidikan Akhlak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar